Hingga tahun 1990 di Universitas Gadjah Mada (UGM) baru terdapat 4 unit kerohanian. Satu-satunya unit kerohanian yang belum terbentuk adalah unit kerohanian Buddha. Ketiadaan unit kerohanian Buddha sebenarnya telah dirasakan sebelumnya, tetapi usaha-usaha untuk merealisasikannya masih belum terlihat. Ide pembentukan unit kerohanian Buddha pertama kali muncul ke permukaan pada saat menjelang OPSPEK UGM pada Agustus 1990.
Kelahiran dari unit kerohanian Buddha yang diberi nama Keluarga Mahasiswa Buddhis(Kamadhis) UGM melalui suatu proses yang panjang dan perjuangan yang berat dari mahasiswa-mahasiswa Buddhis UGM yang telah turut berperan serta mewujudkan keberadaannya. Penting sekali bagi semua mahasiswa Buddhis UGM untuk mengetahui latar belakang dan sejarah berdirinya Kamadhis UGM agar kehadirannya tidak menjadi sia-sia karena kurangnya rasa memiliki dan kesadaran tentang pentingnya keberadaan unit kerohanian Buddha di lingkungan unversitas.
Latar Belakang Pembentukan
Pada bulan Agustus 1990 diadakan upacara pembekalan panitia pusat OPSPEK UGM. Anggota-anggota panitia terdiri atas wakil-wakil fakultas dan unit kegitan di UGM.Diantara peserta yang hadir terdapat seorang mahasiswa yang mewakili “unit kerohanian Buddha”. Beliau berasal dari tradisi NSI. Kehadirannya merupakan permintaan unit kerohanian lain untuk mengisi kekosongan unit kerohanian Buddha dalam kepanitiaan.
Hari berikutnya bersama mahasiswa Buddhis UGM lain, diadakan rapat di Jln. Soka 4 (Sentrum NSI, sekarang BDI) dengan tujuan membentuk panitia dalam rangka mengisi sesi kerohanian Buddha dalam OPSPEK. Dari rapat tersebut terbentuk suatu panitia yang keanggotaannya tidak terbatas pada satu tradisi agama Buddha saja.
Eksistensi mahasiswa-mahasiswa Buddhis UGM yang ditunjukkan secara nyata selama OPSPEK merupakan hal yang sangat positif, hal inilah yang melatarbelakangi munculnya ide dan inisiatif dari para perintis Kamadhis UGM untuk membentuk unit kerohanian Buddha UGM.
Sejarah Pembentukan
Ide pembentukan unit kerohanian Buddha UGM serta aktivitas-aktivitas untuk mengisi acara kerohanian Buddhis di tingkat universitas kemudian didiskusikan di Kaliurang tanggal 18-19 Agustus 1990. Berdasarkan kesepakatan hasil diskusi tentang pembentukan unit kerohanian Buddha, kemudian disampaikan keinginan untuk membentuk unit kerohanian Buddha UGM kepada Pembantu Rektor III UGM yang pada saat itu dijabat oleh Ir. Haryana.
Selanjutnya dipersiapkan rancangan Anggaran Dasar dan anggaran Rumah Tangga unit kerohanian Buddha UGM di Cetiya Buddha Prabha, konsep rancangan tersebut disusun kembali oleh Sui Huat.
Setelah semua persiapan selesai, mahasiswa-mahasiswa Buddhis di UGM dihubungi untuk mengadakan rapat pembentukan unit kerohanian Buddha UGM. Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 6 September 1990 di Vihara Vidyaloka. Dalam rapat disetujui untuk membentuk formatur yang bertugas menyusun kepengurusan unit kerohanian Buddha UGM dan memimpin jalannya persidangan. Ketua formatur adalah Djoni Lim dengan anggota Hartono, Herdy Sumarjono, dan Susianto.
Hasil keputusan sidang adalah sebagai berikut :
Menyetujui pembentukan unit kerohanian Buddhis UGM dengan nama Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Gadjah Mada yang disingkat KAMADHIS UGM.
Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KAMADHIS UGM.
Menetapkan lambang KAMADHIS UGM yang berbentuk stupa dengan latar belakang lambang UGM.
Mengukuhkan susunan pengurus KAMADHIS UGM periode I sebagai berikut:
Ketua Umum : Hartono
Ketua I : Herdy Sumarjono
Ketua II : Susianto
Ketua III : Sui Huat
Sekretaris : Linawaty
Bendahara : Rudy Ananda Limiadi
Humas : Edy Masran
Kemudian Anggaran Dasar–Anggaran Rumah Tangga beserta susunan pengurus KAMADHIS UGM diajukan ke Pembantu Rektor III UGM untuk mendapatkan persetujuan. Walaupun menghadapi berbagai kendala, akhirnya diberikan persetujuan secara lisan pada tanggal 8 Februari 1991 yang disusun dengan surat persetujuan resmi benomor UGM/1810/X/05/03 yang menyetujui berdirinya Kamadhis UGM dengan masa persiapan 1 tahun untuk menjadi unit kerohanian Buddha UGM tertanggal 23 Maret 1991.
Naskah Anggaran Dasar – Anggaran Rumah Tangga KAMADHIS UGM pertama kali diketik oleh Julianto Hartono, kemudian direvisi pada Sidang Paripurna pada tanggal 27 Maret 1994 di Kaliurang. Dan pada Musyawarah Anggota tanggal 18 April 2003 di Fakultas Filsafat UGM dilakukan revisi kembaliAnggaran Dasar – anggaran Rumah Tangga KAMADHIS UGM.
Lambang KAMADHIS UGM yang pertama dan pemaknaannya dibuat oleh Edy Masran kemudian pada tahun 1995 diganti menjadi lambang Kamadhis UGM yang dikenal sekarang ini. Mahasiswa-mahasiswa Buddhis UGM yang turut berperan serta dalam pembentukan KAMADHIS UGM, yaitu Djoni Lim (Farmasi), Edy Masran (Non-Gelar Teknik), Hartono (Hukum), Herdy Sumarjono (Teknik), Julianto Hartono (Ekonomi), Linawaty (Psikologi), Rudy Ananda Limiadi (MIPA), Sui Huat (Fisipol), Susianto (MIPA), Tan Swee Ban (Teknik), dll.