EC Article January Edition 2025

| By kamadhis.ukm

background

Diet Keto vs Intermittent Fasting: Mana yang Lebih Efektif Menurunkan Berat Badan? 

Gambar 1. Pola Makan Seimbang (Sumber Gambar: eggoz.com)

Saat ini, diet telah menjadi bagian penting dari gaya hidup banyak orang yang ingin memperbaiki kesehatan serta meningkatkan penampilan mereka. Dua metode, yaitu diet keto dan intermittent fasting, telah menarik perhatian banyak orang. Walaupun begitu, kedua metode diet ini memiliki prinsip dasar berbeda. Lalu, metode manakah yang sebenarnya lebih baik dan efektif? Yuk, simak perbandingan antara keduanya pada artikel di bawah ini! 

Diet ketogenik, atau yang biasa dikenal dengan diet keto, merupakan salah satu metode diet populer yang sudah ada sejak tahun 1920. Pada awalnya, metode diet ini digunakan sebagai treatment yang efektif untuk penderita epilepsi. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, metode diet ini mulai digunakan oleh masyarakat luas untuk menurunkan berat badan serta menjaga berat badan tetap ideal. Diet keto adalah metode diet dengan memakan sedikit karbohidrat dan lebih banyak lemak. Sedikitnya asupan karbohidrat yang masuk menyebabkan tubuh beralih menggunakan lemak sebagai sumber energi utamanya. Tubuh akan mengubah lemak menjadi badan keton melalui sebuah proses yang disebut ketosis.

Pada diet keto, makanan utama yang dikonsumsi biasanya adalah daging, telur, ikan, susu dan olahannya, serta kacang-kacangan. Sementara itu, makanan-makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, roti, dan sejenisnya dikurangi. Diet dengan pemasukan lemak yang lebih tinggi akan menyebabkan rasa kenyang yang lebih lama juga. Hal ini akan menyebabkan penurunan berat badan dalam waktu yang lebih singkat. Akan tetapi, pembatasan jenis asupan makanan ini juga memiliki dampak negatif, yaitu tubuh tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya, yang mana dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan tubuh. Penghambatan pertumbuhan pada anak-anak, masalah sistem gastrointestinal, hingga hipoglikemik (gula darah rendah) merupakan beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada mereka yang menjalani diet keto. 

Berbeda dengan diet keto, intermittent fasting lebih berfokus pada pengaturan dari pola atau waktu makan. Intermittent fasting menggunakan pola 16:8, yang artinya 16 jam waktu puasa atau tidak makan dan 8 jam “window time” untuk mengonsumsi makanan. Pemilihan pola diet ini didasari dan didukung oleh circadian rhythm yang dimiliki oleh tubuh, dimana orang yang memilih metode diet ini akan makan pada pagi hingga sore hari dan berpuasa setelahnya. Pada metode diet ini, tidak ada larangan ataupun pembatasan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh, asalkan masih berada pada “window time”. 

Pada intermittent fasting, meskipun tidak terdapat larangan makanan, penting untuk lebih berfokus pada makanan yang bernutrisi dibandingkan dengan junk food. Makanan-makanan dengan kandungan serat yang tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dapat membantu merasa kenyang lebih lama. Selain itu, sangat penting juga untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan meminum air dan mengurangi minuman manis. Meskipun metode diet ini terlihat lebih fleksibel, intermittent fasting juga dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan ringan, seperti sakit kepala, perubahan mood, dan overeating akibat rasa lapar yang berlebihan. 

Akhirnya, pilihan antara diet keto dan intermittent fasting kembali lagi pada masing-masing individu. Keduanya sama-sama menawarkan pendekatan yang efektif, tetapi dengan keuntungan dan kekurangannya masing-masing. Kunci keberhasilan dari diet adalah memilih cara yang sesuai dengan gaya hidup, kebutuhan tubuh, dan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Selain itu, konsultasi dengan dokter ataupun ahli gizi sebelum menentukan metode diet juga sangat dianjurkan. Apapun pilihannya, sangat penting untuk tetap memprioritaskan kesehatan jangka panjang! 

Gambar 2. Quote hari ini (Sumber Gambar: dokumentasi pribadi)

Referensi

Anonim 2023, Ketogenic Diet, viewed 6 Januari 2025, from https://www.healthdirect.gov.au/ketogenic-diet.

Anonim 2024, Cara Terapkan Intermittent Fasting yang Benar. Lakukan secara Bertahap, viewed 7 Januari 2025, from https://www.mitrakeluarga.com/artikel/apa-itu-intermittent-fasting

Leonard, J. 2023, A guide to 16:8 intermittent fasting, viewed 6 Januari 2025 from https://www.medicalnewstoday.com/articles/327398#side-effects-and-risks.

Profil Penulis

Haii semua, kenalin aku Kynthia Sadha, biasa dipanggil Thia. Aku dari Kedokteran UGM angkatan 2023. Ini pengalaman pertama aku buat nulis artikel, enjoy all!