Kamu Pemimpin yang Baik? Tilik Cirinya Menurut Sang Buddha
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki peran atau posisi dominan serta berpengaruh dalam sebuah kelompok, baik dalam lingkup yang luas, seperti organisasi, sampai lingkup yang sempit, seperti keluarga. Di setiap kelompok tentunya ada seorang pemimpin yang memegang kendali, bahkan hewan seperti semut atau lebah mempunyai seekor “ratu” yang akan memimpin. Seorang pemimpin menjadi tolok ukur berhasil atau tidaknya sebuah kelompok.
Sama seperti kapal yang akan oleng tanpa nahkoda, sebuah kelompok pun tidak akan berjalan tanpa adanya seorang pemimpin. Contohnya, jika pemimpin di dalam sebuah keluarga tidak mampu memimpin dengan baik, keluarga tersebut kemungkinan akan menjadi keluarga yang tidak harmonis, bahkan bisa menjadi broken home. Begitu juga bila seorang pemimpin negara tidak pandai dalam memimpin sebuah pemerintahan, pemerintahan itu akan kacau dan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan dapat terjadi di negara tersebut. Contoh lain apabila pemimpin dalam suatu agama tidak bersikap bijak dalam menyebarkan ajarannya, yang terjadi adalah umat yang mendapatkan ajarannya akan memiliki sifat yang fanatik dan anarkis.
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa pemimpin merupakan seseorang yang sangat penting dalam memberikan pengaruh kepada kelompok yang ia pimpin. Sebagai umat Buddha, kita mempunyai sosok Sang Buddha yang merupakan seorang figur pemimpin yang ideal. Beliau memimpin sesuai dengan ajarannya yang berlandaskan atas cinta kasih dan kebijaksanaan. Ada juga beberapa sumber yang menunjukkan bahwa beliau memimpin dengan penuh demokrasi. Setiap aturan dibuat dengan alasan yang jelas.
Menurut ajaran Buddha, seorang pemimpin yang baik setidaknya mempunyai sepuluh karakter pemimpin yang terdapat di dalam Kitab Jataka, yaitu:
- Dana (Kedermawanan)
Seorang pemimpin merupakan contoh bagi pengikutnya sehingga seharusnya pemimpin itu murah hati. Kualitas dari kedermawanannya ini sangat penting. Kedermawanan seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari seberapa banyak ia memberikan materi, tetapi juga dilihat dari segi ilmu yang ia bagikan kepada anggotanya.
- Sila (Moralitas)
Moral yang baik juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan pemimpin harus mematuhi hukum yang berlaku. Setiap aksi baik pikiran, ucapan, maupun perbuatan seorang pemimpin harus berlandaskan atas kebaikan, cinta, serta kebijaksanaan.
- Panricagga (Pengorbanan diri)
Pandangan yang dimiliki seorang pemimpin bahwa ia akan mengorbankan dirinya sendiri demi kesejahteraan pengikutnya. Hal ini sangatlah penting karena apabila si pemimpin merupakan seseorang yang egois, ia akan selalu mementingkan dirinya sendiri.
- Ajjava (Integritas, Tulus, Jujur)
Pemimpin juga harus menjalankan tugas-tugasnya dengan tulus dan jujur sehingga dirinya dapat dihargai oleh pengikutnya dan dihormati dengan tulus.
- Maddava (Baik hati, Bertanggung jawab)
Pemimpin seharusnya mempunyai tanggung jawab yang lebih sehingga dirinya dapat disiplin dalam menjadi seorang pemimpin. Dengan begitu, siapapun dapat menghargai si pemimpin dengan sepenuh hati.
- Tapa (Sederhana)
Jangan berperilaku sombong dan berlebihan ketika dirimu menjadi seorang pemimpin. Menurut ajaran Buddha, kesederhanaan adalah salah satu kunci untuk mengendalikan keserakahan. Oleh karena itu, gaya hidup mewah sebaiknya dihindari oleh seorang pemimpin.
- Akkodha (Tanpa kemarahan, tiada kebencian)
Jika seorang pemimpin sering marah-marah, ketakutan dapat muncul di antara para pengikutnya. Hal itu membuat para pengikutnya menjalankan perintahnya bukan berdasarkan kesadaran dan hasil yang diberikan tidak akan optimal. Sikap yang diperlukan oleh seorang pemimpin itu tegas, bukan marah-marah berlebihan. Jangan juga menyimpan rasa benci dan tidak senang kepada lawannya.
- Avihisma (Tanpa kekerasan)
Kekerasan bukanlah jalan keluar dalam sebuah masalah, kekerasan itu dapat menimbulkan kebencian dan dendam yang amat sangat kuat dan dapat meluas. Sesuai dengan ajaran Buddha, belas kasih dan cinta kasih memegang peranan yang sangat penting dalam karakteristik yang satu ini.
- Khanti (Kesabaran)
Dengan tidak adanya rasa sabar, banyak masalah dapat timbul dan menyebabkan munculnya emosi-emosi yang negatif. Contoh wujud dari emosi-emosi negatif tersebut adalah kemarahan. Maka dari itu, kesabaran merupakan salah satu karakteristik yang penting dalam menjadi seorang pemimpin.
- Avirodha (Tidak mencari permusuhan)
Karakter yang satu ini, sudah sangat amat jelas. Apabila seorang pemimpin mempunyai moralitas yang baik, mematuhi peraturan, menjaga pikiran, dan mengendalikan ucapan, maka permusuhan dapat dicegah. Jika permusuhan terjadi, hal tersebut dapat merugikan diri kita sendiri.
Kesepuluh karakter itu lah yang menggambarkan seorang pemimpin yang baik di dalam Agama Buddha. Oh iya, pemimpin tidak harus seorang laki-laki. Perempuan juga dapat menjadi seorang pemimpin, karena dalam menjadi seorang pemimpin, yang diperhatikan itu karakteristiknya, bukan jenis kelaminnya. Seperti yang pernah Sang Buddha katakan:
“Seorang perempuan, O Raja,
Bisa menjadi lebih baik daripada dari seorang laki-laki,
Dia mungkin bijaksana dan luhur,
Seorang istri yang berbakti, menghormati ibu-mertuanya.
Seorang putera yang dia lahirkan
Mungkin menjadi pahlawan, O penguasa wilayah,
Putera dari perempuan terbekahi seperti itu
Bahkan bisa memerintah dunia.”
Samyutta Nikaya I,3 (408-409)
Dari sutta tersebut, terlihat bahwa Sang Buddha memandang laki-laki dan perempuan setara dan memiliki kemampuan yang sama. Namun, bukan artinya perempuan harus berlomba-lomba untuk menjadi seorang pemimpin yang bersaing dengan laki-laki. Keduanya dapat saling melengkapi. Jadi, sudahkah kamu menjadi pemimpin yang baik?
Profil Penulis:
Peter Suramin, seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada yang sudah memiliki beberapa pengalaman dalam dunia kepenulisan. Namun, masih dalam proses belajar sehingga bergabung ke dalam Tim Redaksi Eka-citta. Penulis dapat dihubungi melalui email peter.sur2003@mail.ugm.ac.id atau instagram @parkchris21.
Referensi:
Liu, W., “Pemimpin Perspektif Buddhis”, diakses pada 10 Juli 2022 melalui https://kmbusu.org/buddhism/pemimpin-perspektif-buddhis.