EC Article October Edition 2022

| By kamadhis.ukm

background

Sayangi Makanan untuk Sayangi Bumi 

Gambar 1. Sekumpulan sampah makanan
(Sumber gambar: suara.com) 

Siapa yang suka membeli makanan, tetapi tidak pernah menghabiskan makanan itu? Kalau kamu adalah salah satunya, mulai kurangi kebiasaan itu, yuk. Kebiasaan membuang makanan ini dapat berdampak buruk bagi bumi dan masa depan kita.  

Food waste adalah sekumpulan sisa makanan yang dibuang begitu saja atau dengan kata lain makanan yang tidak dimakan habis. Food waste berhubungan erat dengan food loss. Kebiasaan ini masih sering kita lakukan, baik disadari maupun tidak disadari.  

Menurut data dari Bappenas, kasus food waste di Indonesia pada tahun 2000-2019 diestimasi mencapai 115 sampai 184 kg/kapita/tahun kasus. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara dengan tingkat kelaparan ketiga di Asia Tenggara dalam Global Health Index 2021. Hal ini adalah hal yang kontradiktif. Saat kita membuang makanan, banyak orang di desa, kota, provinsi, atau pulau lain sedang mengalami kelaparan. Pada tingkat dunia, kasus food waste telah mencapai sekitar 25 juta kasus. Food waste tidak hanya berasal dari makanan sisa rumahan, tetapi food waste juga berasal dari sisa makanan  penjual makanan cepat saji atau restoran-restoran yang ada.  

Food waste mempunyai dampak yang buruk bagi lingkungan. Food waste memang terkesan “sepele”, tetapi mempunyai dampak yang luar biasa. Bayangkan saja, saat kita makan lalu merasa kenyang, kita akan membuang makanan itu walaupun hanya satu sendok saja, tetapi ternyata di tempat lain terdapat seribu orang yang juga membuang makanan hanya satu sendok. Bukankah pada akhirnya makanan akan menumpuk?  

Apa saja hal yang mungkin terjadi dengan bumi? Di masa depan, bumi bisa kehabisan stok air bersih karena food waste yang terbuang di TPA akan menutupi tanah. Tanah yang tertutupi oleh sampah ini akan dilewati oleh air hujan sehingga air tercemar dengan unsur logam berbahaya. Akhirnya, air yang dihasilkan pun tidak baik untuk kesehatan. Apabila hal ini terjadi secara intensif, semua air di bumi akan tercemar dan persediaan air bersih pun berkurang.  

Food waste juga dapat menyebabkan munculnya efek gas rumah kaca. Kok bisa, ya? Ternyata, pembusukan suatu bahan organik, dalam hal ini adalah makanan, akan menghasilkan suatu gas yang bernama gas metana. Gas metana ini adalah suatu gas yang berperan dalam terjadinya proses pemanasan global. Adanya pemanasan global dapat menyebabkan berbagai hal yang tidak diinginkan, munculnya virus-virus baru misalnya.   

Dampak lain yang mungkin terjadi akibat  food waste adalah berkurangnya keberagaman makhluk hidup di bumi. Berkurangnya populasi berhubungan erat dengan adanya air yang tercemar oleh food waste. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan ekosistem yang ada di bumi. Tentunya, hal tersebut merupakan hal yang tidak diinginkan oleh siapapun. 

Wah, kok dampaknya lumayan mengerikan juga ya untuk kehidupan di masa mendatang. Lumayan menegangkan bagi generasi di masa depan. Eits, kita bisa melakukan beberapa hal untuk untuk mengurangi dampak tersebut, loh. Sebelum membeli makanan atau bahan makanan, pastikan terlebih dahulu apakah makanan itu adalah makanan yang benar-benar akan kita makan atau hanya keinginan sesaat karena melihat penampilannya yang menarik. Selain itu, kita harus bisa mengukur seberapa banyak makanan yang sanggup untuk kita makan. Jangan sampai karena merasa sangat lapar, akhirnya membeli banyak makanan, tetapi saat makan sedikit saja sudah merasa kenyang.  

Sesuai dengan ajaran Sang Buddha, kita disarankan untuk menjalani kehidupan dengan kesadaran penuh mengenai apa yang kita inginkan. Sang Buddha juga menekankan pada kita, sebagai umat manusia, untuk senantiasa menjaga alam dan hidup selaras dengan alam karena kita adalah bagian dari alam itu sendiri. 

Jadi, mulai sekarang, marilah sama-sama menjaga alam ini, yuk. Dengan menjaga alam, berarti kita menghargai alam yang memberikan kita segalanya. Jadi, sayangi makananmu untuk sayangi bumimu, ya. 

Gambar 2. Sepenggal motivasi hari ini
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Profil Penulis: 

Dila Hargeliana Karitra, seorang mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Seorang mahasiswa biasa yang baru saja terjun di dunia kepenulisan dan berlatih menulis dengan bergabung ke dalam Tim Redaksi Eka-citta. Penulis dapat dihubungi melalui Instagram: @dilakaritra

Referensi: 

CIMSA, 2020, “Food Waste dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan”, diakses pada 17 Oktober 2022, melalui https://cimsa.ui.ac.id/2020/11/09/food-waste-dan-pengaruhnya-terhadap-lingkungan/ 

Emeria, D. C., 2022, “Kacau! Orang RI Buang-Buang Makanan Hampir 200 kg per Tahun”, diakses pada 17 Oktober 2022, melalui https://www.cnbcindonesia.com/news/20220621162626-4-349057/kacau-orang-ri-buang-buang-makanan-hampir-200-kg-setahun 

Rizaty, M. A., 2021, “Indonesia Kebanjiran Sampah Makanan”, diakses pada 17 Oktober 2022, melalui https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/61cd12d75181b/indonesia-kebanjiran-sampah-makanan 

Setiadi, B., 2018, “Sudut Pandang: Perlindungan Lingkungan Menurut Agama Buddha”, diakses pada 16 Juli 2021, dari https://buddhazine.com/sudut-pandang-perlindungan-lingkungan-menurut-agama-buddha/